H. Eko Yunianto. S.M

B i s m i l l a h i r r a h m a n i r r a h i m

Eko Yunianto, Pria kelaharin Mojokerto, 1 Agustus 1983 itu, mengawali kariernya sebagai anggota TNI Angkatan Darat, berpangkat Prajurit II (2003). Bertugas di Yonarmed 08, di bawah Kodam V Brawijaya, yang bermarkas di Kabupaten Jember. Sudah barang tentu, sebagai prajurit berpangkat rendahan, tak banyak yang bisa dilakukannya kecuali mematuhi seluruh tugas yang diembannya. Sebagaimana layaknya seorang prajurit, tentu saja tak banyak yang bisa diperbuatnya. Namun, itu tak membuatnya patah arang, untuk memperbaik hidupnya. Disela-sela waktunya, Eko Yunianto mencari pekerjaan sampingan, agar mendapatkan penghasilan untuk menanggulangi kebutuhan hidup rumah tangganya. “Hampir semua pekerjaan sudah saya coba. Maklum, saya hanyalah seorang prajurit berpangkat rendah,” tuturnya pada sebuah kesempatan. “Maklum orang tua saya, hanyalah seorang pensiunan juga. Tidak ada harta yang diwariskan kepada anak-anaknya,” ujar pria itu. Berpijak dari kemauannya belajar mengembangkan usaha. Eko Yunianto mencoba menekuni menjadi Pengembang Perumahan. Hanya berbekal kepercayaan, yang diberikan mitra kerjanya. “Saya menjaga betul kepercayaan yang diberikan orang lain kepada saya,” tuturnya. Kegigihannya dalam berusaha dan kepercayaan rekan kerjanya, yang terus dirawatnya, rupanya telah mengantarkannya menuju keberhasilannya meraih mimpi. Kini, Eko Yunianto telah berhasil menjadikan dirinya berada di jajaran papa atas pengusaha property di Kabupaten Jember. Sebagai CEO PT Rengganis Rayhan Wijaya (2017 – sekarang) dan PT Satriya Nararya Briyan Wijaya (2020 – Sekarang), telah menyita waktunya. “Hingga pada tahun 2019, saya memutuskan untuk mengajukan pensiun dini,” tuturnya. Namun demikian, Eko Yunianto tetap menjaga hubungan baiknya dengan lembaga yang telah mengantarkannya menggemblengnya menjadi manusia yang disiplin terhadap komitmen. “Tentu saja, saya tidak bisa melupakan lembaga yang membesarkan saya,” ujarnya. Tergambar sedikitpun dibenaknya, bahwa dirinya akan memasuki dunia politik. Hingga dia disadarkan oleh sebuah kenyataan, bahwa ada bagian dari permasalahan yang dihadapinya, hanya dapat diselesaikan melalui jalur politik. “Saya ini prajurit tentara, sama sekali buta politik,” ujarnya. Suatu ketika, banyak karyawan Eko Yunianto, berkeluh kesah dengan masalah anaknya yang harus masuk sekolah, ada juga berkeluh dengan pelayanan kesehatan. Dan berbagai permasalahan sosial lainnya. “Saat itu, saya tidak tahu bagaimana caranya membantu karyawan yang mengalami kesulitan,” ujarnya. Lalu, seorang temannya menyarankan agar meminta tolong kepada anggota DPRD Jember. Atas sara temanya itu, Eko Yunianto mencoba menghubungi salah seorang anggota DPRD Jember. “Melalui bant uan anggota DPRD Jember, masalah yang dihadapi karyawan saya bisa diselesaikan dengan baik,” katanya. Kenyataan itulah, yang kemudian mendorong Eko Yunianto untuk memasuki panggung politik. Dia mencoba memasuki beberapa partai politik. “Hanya saja,karena setelah saya masuk, merasa kurang pas,” katanya. Setelah pernah memasuki partai politik, sempat juga terbersit dibenaknya bahwa dunia politik mungkin memang bukan dunianya. Namun, salah seorang temannya terus mendorongnya agar mencoba sekali lagi. “Saya diperkenalkan dengan mas Arif Wibowo (Anggota DPRRI yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember). Entah mengapa saya merasa cocok,” tuturnya. Sejak pertemuannya dengan Arif Wibowo itulah, Eko Yunianto kemudian bertekad untuk turut membesarkan PDI Perjuangan Kabupaten Jember. (Gilang) Keinginannya untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya begitu kuat, mendorongnya berjuang. Menanggulangi semua masalah yang harus dihadapinya.